Seruling Sakti (Cerita Tahap 1)



Seruling Sakti

Pada zaman dahulu, terdapat sebuah pekan kecil yang sangat cantik terletak di kaki bukit. Pekan tersebut dikenali dengan Hemelyn. Penduduk di pekan tersebut hidup dengan aman dan damai, tetapi sikap mereka tidak memperhatikan kebersihan, sehingga pekan tersebut penuh dengan sampah .Mereka membuang sampah di merata tempat yang menyebabkan pekan tersebut menjadi tempat pembiakan tikus.

Di setiap rumah tikus-tikus bergerak bebas tanpa perasaan takut kepada manusia. Penduduk tersebut mencoba menghalau tikus dengan kucing dan ada diantara mereka memasang perangkap tetapi tidak berhasil karena tikus terlampau banyak. Mereka mati akal bagaimana untuk membunuh tikus-tikus tersebut.

Musibah yang menimpa pekan tersebut telah menyebar luas ke pekan-pekan lain, sehingga pada suatu hari seorang pemuda yang tidak dikenal datang ke pekan tersebut dan menawarkan kemampuannya untuk menghalau semua tikus dengan syarat penduduk pekan tersebut harus membayar upah atas dua keping wang mas setiap orang. Penduduk di pekan tersebut berbincang sesama mereka atas penawaran pemuda tadi.setelah berbincang dengan panjang lebar akhirnya mereka setuju karena mereka tidak mempunyai pilihan lain.

Keputusan tersebut dimaklumi oleh pemuda tadi, lalu dia mengeluarkan seruling sakti dan meniupnya. Bunyi yang keluar dari seruling itu sangat merdu sehingga tikus-tikus yang berada dimerata tempat didalam pekan tersebut mulai keluar dan berkumpul mengelilinginya. Pemuda tadi berjalan perlahan-lahan sambil meniup seruling sakti dan menuju kesebuah sungai yang jauh dari pekan tersebut. Setelah sampai ditepi sungai pemuda taditerus masuk kedalamnya dan diikuti oleh semua tikus. Tikus-tikus tidak dapat berenang didalam sungai dan semuanya mati
lemas.

Kini pekan Hemelyn telah bebas dari serangan tikus dan penduduk bersorak dengan gembiranya. Pemuda tadi menuntut janjinya, penduduk tersebut enggan membayar upah yang telah dijanjikan karena mereka mengangap kerja yang dibuat oleh pemuda tadi tidak sepadan dengan upah yang diminta karena hanya dengan meniupkan seruling saja. Pemuda tadi sangat marah lalu dia meniupkan seruling saktinya sekali lagi. Irama yang keluar sangat memikat hati anak-anak dan menyebabkan semua anak-anak berkumpul di sekelilingnya. Setelah semua anak-anak berkumpul, pemuda tadi berjalan sambil meniupkan seruling dan diikuti oleh semua anak-anak. Pemuda itu membawa anak-anak tersebut keluar dari pekan Hemelyn. Setelah Ibu, Bapak menyadari bahwa mereka akan kehilangan anak-anak, mereka mulai merasa cemas karena anak-anak telah meninggalkan mereka dan mengikuti pemuda tadi. Mereka mengejar pemuda tadi dan merayusupaya menghentikan meniup seruling dan memulangkan kembali anak-anak mereka. Mereka sanggup memberikan semua harta benda yang ada asalkan pemuda tadi mengembalikan anak-anak mereka.

Rayuan merea tidak diendahkannya. Pemuda tadi membawa kanak-kanak tersebut menuju kesuatu tempat dan apabila mereka sampai disitu muncul sebuah gua dengan tiba-tiba. Pemuda tadi masuk kedalam gua itu dan diikuti oleh anak-anak. Setelah semuanya masuk, tiba-tiba goa tersebut hilang dari pandangan penduduk pekan tersebut. Mereka tidak dapat berbuat apa-apa karena mereka telah memungkiri janji yang mereka buat. Mereka menyesal atas perbuatan mereka tetapi sayangnya, sudah terlambat.
 Kawan-kawan,
Sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tidak berguna.

Sehingga ke hari ini penduduk pekan Hemelyn tidak melupakan kesilapan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Menepati janji adalah pegangan yang kuat diamalkan oleh penduduk pekan Hemelyn sampai hari ini.
Pengajaran daripada cerita ini ialah
1. Jagalah kebersihan
2. Tepatilah janji
3. Menghargai  jasa /budi manusia lain.

No comments:

Post a Comment